Minggu, 20 Maret 2016

Anatomi Sugar Glider


Anatomi Sugar Glider

Sugar Glider memiliki tubuh seperti tupai dengan ekor yang panjang. Panjang dari hidung ke ujung ekor sekitar 24cm - 30cm (panjang ekor: 16cm - 20cm) dengan berat sekitar 140 gr (Jantan) dan 115 gr (betina).

Sugar Glider adalah spesies dimorfik seksual, dimana Sugar Glider jantan biasanya lebih besar daripada betinanya.

Sugar Glider memiliki bulu tebal yang lembut yang umumnya berwarna biru hingga abu-abu (meskipun saat ini telah dikenal beberapa warna lain seperti kuning, cokelat atau albino) dengan sebuah garis hitam yang membentang dari hidung hingga ke punggungnya. Sementara bagian perut, leher dan dadanya berwarna krim.


Sugar Glider jantan memiliki empat kelenjar bau, yang terletak di dahi dan dada (dua lainnya merupakan paracloacal) yang digunakan untuk menandai anggota kelompok dan wilayah. Kelenjar Scent di kepala dan dada Sugar Glider jantan ini nampak seperti bintik-bintik botak.
Sedangkan untuk yang betina, meskipun mereka memiliki kelenjar aroma paracloacal serta kelenjar aroma di kantongnya, namun mereka tidak memiliki kelenjar bau di dada atau di dahi.

Sugar Glider memiliki nocturnal dan mata yang besar yang dapat membantu mereka melihat dimalam hari dan juga memiliki telinga yang dapat bergerak-gerak yang dapat membantu mereka untuk menemukan mangsa dalam kegelapan. Jarak antar mata Sugar Glider jauh terpisah, sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pelacakan jarak terhadap lokasi pendaratannya saat sedang meluncur.

Umur Sugar Glider di alam liar dapat mencapai 9 tahun (biasanya sampai 12 tahun jika di penangkaran) dan maksimum adalah 17,8 tahun. (Sumber: Wikipedia)