Sosialisasi
Sugar Glider adalah hewan yang sangat sosial. Mereka hidup dalam kelompok keluarga atau koloni yang terdiri dari max. 7 ekor SG dewasa beserta SG mudanya. Masing-masing kelompok dapat memiliki hingga 4 kelas umur. Meskipun demikian terdapat pula Sugar Glider yang soliter yang tidak milik kelompok. Dalam komunitas sosial, ada 2 jantan SG yang co-dominan yang menindas jantan SGyang lebih rendah, namun tidak menunjukkan agresi terhadap satu sama lain. Pasangan co-dominan ini lebih terkait satu sama lain daripada bawahan dalam kelompok; dengan berbagi makanan, sarang, rekan, dan tanggung jawab untuk urusan "aroma" penanda anggota dan wilayah.Wilayah dan anggota kelompok ditandai dengan air liur dan aroma yang dihasilkan oleh kelenjar terpisah pada dahi dan dada. Penyusup yang tidak memiliki aroma yang sesuai akan dikeluarkan dari kelompok dengan kekerasan. Rank dibentuk melalui penandaan dengan aroma dan tidak terjadi pertempuran antar kelompok. Biasanya tidak terjadi pertempuran dalam koloni, dan hanya akan terjadi bila terdapat perilaku yang mengancam. Setiap koloni membela wilayah yang berukuran sekitar 1 hektar (2,5 acres) di mana pohon-pohon eucalyptus menjadi sumber makanan pokok mereka.
Sugar Glider jantan merupakan salah satu dari sangat sedikit spesies mamalia atau marsupial yang menunjukkan perilaku pengasuhan. Jantan SG tertua didalam komunitas akan menunjukkan perilaku "mengasuh", karena dari sisi status sosial, SG jantan ini dapat merupakan ayah dari SG yang berada dalam koloni tsb. Bentuk "pengasuhan" SG jantan cenderung terlihat pada Sugar Glider muda ketika berperan sebagai orang tua yang sedang merawat anaknya, dimana seekor SG dewasa akan menjaga anak mereka dari hipotermia, sementara seekor SG dewasa lainnya akan keluar untuk mencari makan, karena anak Sugar Glider tidak mampu thermoregulate hingga mereka mencapai usia 100 hari (3,5 bulan).
Komunikasi antar Sugar Glider dilakukan melalui vokalisasi, sinyal visual dan bau yang kompleks yang mirip dengan banyak hewan nokturnal lain. Bau ini dapat digunakan untuk menandai wilayah, menyampaikan status kesehatan individu dan menandai pangkat dalam anggota koloni. Sugar Glider dapat menghasilkan sejumlah vokalisasi, termasuk menggonggong dan mendesis. (Sumber: Wikipedia)